LB
Bab keenam ini bercerita
pengalaman pertama Dika menggunakan Tinder. Aplikasi yang dia ketahui dari
temannya yang bernama Podma, saat keduanya berada di Bangkok. Tinder sendiri
sebuah aplikasi handpone yang dapat mengetahui siapa saja yang berada di
sekitarnya –tentu sesama pengguna Tinder.
Moo: Are you near here? In the
mall?
Gue: Yes!
Moo: Starbucks in 5 mins?
Gue: Ok. :)
(Padahal dalam hati: OKE! GILA!
YA AMPUN GUE BERUNTUNG BANGET! KYAAA KYAAA KYAAA!). (Hal. 112)
Dika senang sekali dengan ajakan
Moo. Gagis yang diketahuinya berumur 21 tahun (dari profil Tindernya). Dia
begitu amtusias dan tidak sabar untuk segera menemuinya di Sturbuck, tempat di
mana Moo tentukan. Melalui obrolan panjang, mereka saling menanyakan kesibukan
satu sama lain. Tapi, tak berselang lama kesenangnya pun kemudian sirna begitu
saja. Setelah Dika mengetahui siapa Moo yang sebenarnya.
‘Kenapa kok kamu terkejut?’
‘Enggak, gak apa-apa,’ kata gue.
Keringat dua liter ke luar dari sekujur tubuh. (Hal. 114)
Keadaan yang tadinya hangat,
sekarang berubah menjadi salah tingkah, canggung dan sampai akhirnya dia
berusaha cari-cari alasan untuk segera pulang. Iyah, kandas pula harapan dia
memiliki kekasih orang Thailand. Siapakah Moo sebenarnya?, fakta apa yang
diketahuinya sampai dia bertingkah seperti itu dan bahkan kapok menggunakan
aplikasi Tinder.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar