Minggu, 03 April 2016

resensi novel Raditya Dika koala kumal Bab 1


Bab 1
Ada Jangwe di Kepalaku

Bab pertama menceritakan kekuperan Dika saat masih kelas 5 SD. Sebagai anak kuper membuatnya sulit memiliki teman untuk bermain. Jadi, selepas pulang sekolah, waktunya hanya dihabiskan berjam-jam bermain video game di Sega Genesis kesayangannya.

‘Kau bisa jadi bodoh main game terus’
‘Masa, sih, Pa?’ tanya gue.
‘Ya, nanti kau jadi bodoh, gak bisa berhitung lagi.’
‘Masak?’
‘Ya, kemarin teman Papa main video game, sekarang dia jadi hilang ingatan,
Dika. Dia gila’
Ok, sampai sini gue tahu kalau Bokap sudah mulai ngarang. (Hal. 3)

Setelah menasehati dengan alasan yang berlebihan. Kemudian Papanya mengajak dia bermain layang-layangan. Saat itulah pertemuan dengan Bahri dan Dodo bermula. Keakraban dan kekompakan sebuah persahabatan mereka tunjukkan. Sayangnya harus berakhir dengan perpisahan.

‘Iya, segini doang. Kalau kita gak berteman lagi gara-gara ini,
biar kita gak usah bertemu lagi. Selamanya,’. (Hal. 26).

Mendengar ucapan Dika memang terkesan berlebih –bak adegan dalam drama korea. Namum, sebenarnya memiliki alasan positif di balik perpisahan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar