Bab 1
Ada Jangwe di Kepalaku
Bab pertama menceritakan
kekuperan Dika saat masih kelas 5 SD. Sebagai anak kuper membuatnya sulit
memiliki teman untuk bermain. Jadi, selepas pulang sekolah, waktunya hanya
dihabiskan berjam-jam bermain video game di Sega Genesis kesayangannya.
‘Kau bisa jadi bodoh main game
terus’
‘Masa, sih, Pa?’ tanya gue.
‘Ya, nanti kau jadi bodoh, gak
bisa berhitung lagi.’
‘Masak?’
‘Ya, kemarin teman Papa main
video game, sekarang dia jadi hilang ingatan,
Dika. Dia gila’
Ok, sampai sini gue tahu kalau
Bokap sudah mulai ngarang. (Hal. 3)
Setelah menasehati dengan alasan
yang berlebihan. Kemudian Papanya mengajak dia bermain layang-layangan. Saat
itulah pertemuan dengan Bahri dan Dodo bermula. Keakraban dan kekompakan sebuah
persahabatan mereka tunjukkan. Sayangnya harus berakhir dengan perpisahan.
‘Iya, segini doang. Kalau kita
gak berteman lagi gara-gara ini,
biar kita gak usah bertemu lagi.
Selamanya,’. (Hal. 26).
Mendengar ucapan Dika memang
terkesan berlebih –bak adegan dalam drama korea. Namum, sebenarnya memiliki
alasan positif di balik perpisahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar